oleh VaNia VioLitaa pada 30 Oktober 2011 pukul 1:43
Di tempat toko buku, banyak pengunjung yang datang untuk melihat-lihat buku. Tiap pengunjung memiliki kesukaan yang berbeda-beda. Karena itulah para pengunjung tersebar merata di seluruh sudut ruangan toko buku. Ia akan tertarik untuk membeli buku apabila ia rasa buku itu bagus, sekalipun ia hanya membaca sinopsis ataupun referensi buku tersebut. Bagi pengunjung yang berjiwa pembeli sejati, maka buku tersebut akan ia beli. Tentu ia memilih buku yang bersampul, karena masih baru dan terjaga. Transaksi di kasirpun segera terjadi. “
“Nah, bagi pengunjung yang tidak berjiwa pembeli sejati, maka buku yang ia rasa menarik, bukannya ia beli, justru ia mencari buku dengan judul sama tapi yang tidak bersampul. Kenapa? Kerena untuk ia dibaca saat itu juga. Akibatnya, buku itu ada yang terlipat, kusam, ternoda oleh coretan, sobek, baik sedikit ataupun banyak. Bisa jadi buku yang tidak tersampul itu dibaca tidak oleh seorang saja. Tapi mungkin berkali-kali, dengan pengunjung yang berbeda tetapi berjiwa sama, yaitu bukan pembeli sejati alias pengunjung iseng yang tidak bertanggung jawab. Lama kelamaan, kasianlah buku itu, makin kusam hingga banyak yang enggan untuk membelinya”.
“Wanita itu ibarat buku. Jika ia tersampul dengan jilbab, maka itu adalah ikhtiar untuk menjaga akhlaknya. Lebih-lebih kalau jilbab itu tak hanya untuk tampilannya saja, tapi juga menjilbabkan hati.. Subhanallah..!
Pengunjung yang membeli adalah ibarat suami, laki-laki yang telah Allah siapkan untuk mendampinginya menggenapkan ½ dienNya. Dengan gagah berani dan tanggung jawab yang tinggi, ia bersedia membeli buku itu dengan transaksi di kasir yang diibaratkan pernikahan.
Bedanya, Pengunjung yang iseng, yang tidak berniat membeli, ibarat laki-laki yang kalau zaman sekarang bisa dikatakan suka pacaran. Menguak-nguak kepribadian dan kehidupan sang wanita hingga terkadang membuatnya tersakiti, merintih dengan tangisan, hingga yang paling fatal adalah ternodai.
Padahal tidak semua toko buku berani menjual buku-bukunya dengan fasilitas buku tersampul. Maka, tentulah toko buku itu adalah toko buku pilihan. Ia ibarat lingkungan, yang jika lingkungan itu baik maka baik pula apa-apa yang ada didalamnya. ”.
buku yang tersampul dibeli oleh pembeli yang bertanggung jawab, perumpamaan Wanita yang baik dan terjaga akhlaknya juga dapat laki-laki yang baik, bahkan insyallah mapan, sholeh, pokoknya yang baik-baik juga.”
Benar, Seperti janji Allah SWT, “Wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (An-Nur:26). Dan, hanya Allah yang tak menyalahi janji. ”
Menjadi wanita adalah amanah. Bukan amanah yang sementara. Tapi amanah sepanjang usia ini ada Pun menjadi wanita baik itu tak mudah. Butuh iman dan ilmu kehidupan yang seiring dengan pengalaman...
Kalau kamu-kamu senang dengan tulisan-tulisan ini bagikan keteman-teman yang lain tapi kalau gak senang cukup kamu aja yang tau, Salam Ya yang sudah Mengunjungi Blogku ini, Ini semua sekedar mengisi waktu senggang tapi mengasikan gitu loe PISSSSSSSSSSS Dech tapi jangan lupa kasih komentar biar semangat nih untuk terbitin posting baru yang menarik..
Artikel Terpopuler
-
Tugas Manajer Pemasaran adalah sebagai berikut : Manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap manajemen bagian pemasaran Manajer pemasaran...
-
Kelebihan Media Radio : - Jangkauan fleksibel - Cukup serentak - Penetrasi kedaerah rural baik - Penetrasi kalangan bawah/ buta huruf ba...
-
Tujuan pemasaran atau marketing objective, adalah apa yang akan dicapai oleh perusahaan melalui bagian pemasaran titik awalnya adalah konsu...
-
Kelebihan Media Surat Kabar : - Visual kuat - Jangkauan luas dan relatif cepat - Ukuran Fleksibel - Waktu pemasangan terkontrol - Relat...
-
Kelebihan Media Televisi : - Jangakauan sangat luas - Penayangan seketika - Gabungan gambar, suara dan warna - Efek demonstrasi - Penen...