Sehubungan dengan hal tersebut, Jerome Mc Carthy meletakkan batu dasar bagi pemasaran berupa marketing mix atau bauran pemasaran, yang terdiri dari bauran 4P yaitu product, price, place dan promotion.
Philip Kotler menambahkan pada bauran pemasaran dengan 2P yaitu publicity dan power, menjadi mega marketing. Publicity dan power dibutuhkan untuk mendapatkan simpati dan dukungan publik, agar mampu menembus blocked market yang dijaga oleh para gatekeepers, yaitu instansi pemerintah dan NGO/non goverment organization/ organsisasi swasta yang berorientasi kepada kepentingan publik.
Al Ries & Jack Trout menambahkan dengan 1P pada bauran pemasaran, yaitu positioning, yang berkaitan dengan upaya produsen untuk memposisikan produknya dibenak konsumen.
Khusus untuk produk jasa, Boom & Bitner menambahkan 3P pada bauran pemasaran, yaitu people, physical evidence, dan process, menjadikan service marketing mix. Faktor karyawan sangatlah penting bagi usaha dibidang jasa, untuk kelancaran dan kesinambungan pelayanan. Pelayanan yang nyata dan memuaskan selalu didambakan oleh konsumen.
Malcolm HB Mc Donald & Warren J. Keegan menambahlkan 1P pada bauran pemasaran, yaitu probe/penyelidikan, untuk menyelidiki pasar yang berupa pengumpulan informasi dan penelitian.
Dalam menghadapi era globalisasi, konsumen menjadi fokus incaran dari pelbagai perusahaan, ditambah dengan makin banyaknya produk substitusi. Maka Richard Lauterborn menyarankan adanya paduan yang serasi antara marketing mix, yang berorientasi kepada produsen, dan customer mix, yang berorientasi kepada konsumen. Sehingga akan menambah bobot aktivitas pemasaran, dan melancarkan jalannya menuju kearah tercpainya tujuan pemasaran.
Prinsip ini betujuan untuk membina konsumen agar tidak berpaling kepada produk pesaing -> brand loyalty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar