Sabtu, 14 November 2009

Attention Seekers

  • ciri psikografis attention seekers merupakan tipe orang yang suka cari perhatian, cenderung impulsif kurang rasional dan mudah berubah.
  • Sebagai konpensasi atas kekurangpersayaan dirinya, kelompok in senag tampil beda dan cenderung lebih menyukai produk dengan merek prestisius. Attention seekers memang lebih cenderung mementingkan gengsi ketimbang isi, mudah dipengaruhi dan cenderung ikut-ikutan.
  • Attention seekers cenderung berani tampil (high profile) bahkan dikubu yang paling ekstrem. Sedangkan dari segi achievement, kelompok ini cenderung ikut-ikutan saja (folloer)
  • Segneb ini diwakili kelompok remaja ABG (ank baru gede) yang cenderung santai, cari kesenangan dan cari perhatian, senag tampil beda dan ikut-ikutan, tidak suka keteraturan dan masih impulsif.
  • attention seekers senang mengunjungi tempat-tempat keramaian seperti mall angkanya mencapai 13,49% paling tinggi dibandingkan dengan kelompok psikografis lainnya.
  • ATM merupakan simbol status kehidupan modern dan praktis, yang secara teoritis cocok bagi attention seekers, tapi pengguna ATM dari segmen ini hanya 10,69% sedikit tinggi dibanding pleasure seeker 10,40%. Bahkan penggunaan kartu kredit kelompok ini hanya 8,10% terendah dibanding kelompok psikografis lainnya.
  • Tingkat pendidi attention seekers tidak terlalu tinggi, mereka cenderung kurang mengikuti perkembangan dunia. Hal ini terbukti, dari mereka hanya 12,52% yang mengikuti headline surat kabar atau cover story majalah. Paling rendah setelah pusher 11,20%, mereka yang membaca berita ekonomi juga cuma 11,73% angka ini masih lebih tinggi sibanding pleasure seeker dan anxious, masing-masing 11,03. Adapun dalam hal mengikuti perkembangan politik attention seekers menduduki posisi paling buncit yakni 9,03%
  • Mereka umunya hoby mendengarkan radio sebagai hiburan yang murah, radio Prambors misalnya yang banyak mengumandangkan lagu-lagu baru cukup mereka gemari 16,33%, Kefanatikan mereka terhadap radio anak muda itu hanya bisa tersaingi oleh kelompok pushers 18,37%, tetapi bukan berarti statiun yang lebih serius dan ditujukan untuk para profesional muda yakni radio trijaya tidak mereka ikuti, Attention seekers menempati urutan kedua 13,66% setelah socialite.
  • Ketika disodorkan kelompok ini tiga pilihan memirsa TV/Video, mendengarkan radio, atau membaca koran/majalah, maka pilihan pertama attention seekers memirsa TV/Video 13,41% pilihan kedua mendengrkan radio 11,31% dan ketiga membaca koran/majalah 10,23%. Pilihan yang disebut terakhir ini bahkan paling rendah dibanding kelompok psikografis lainnya.
  • Dengan pelbagai sifat dan karakter tersebuit maka pemasar yang akan membidik segmen ini perlu memberikan kesan prestisius terhadap produk=produk yang mereka jual, anatara lain dengan menggunakan simbol kehidupan upper class.
  • Karena motif psikografis segmen ini cenderung senang diperhatikan, mencari kesenagan dan kemudahan, maka produsen sebaiknya memberikan kemudahan pelayanan dan kesenangan, baik dalam bentuk servis, cindera mata, maupun unsur iklan dan pemasaran lainnya. Unsur keunikan perlu pula ditekankan, sehingga produk terkesan beda dari yang sudah ada.
  • Namun perlu diperhatikan juga attention seekers cenderung mudah dipengaruhi dan ikut-ikutan. Pendekatan emosional sangat dianjurkan, baik yang menyangkut produknya, maupun kemasannya. Hanya saja, pemasar yang memiliki konsumen seperti ini perlu rajin mengadakan perbahan atau berinovasi, menjaga citra merek dan berpromosi agar konsumen tetap setia.

Tidak ada komentar:

Artikel Terpopuler